Dzikrul Maut |
Siang itu matahari bersinar cukup garang menyirami pekuburan Pondok Kelapa mengiringi jenazah almarhumah ibunda dari pimpinan perusahaan tempat saya bekerja. Tanah merah yang kering menjadi berdebu diterpa angin yang bertiup kencang. Perlahan-lahan tubuh almarhumah mulai dimasukkan ke dalam liang lahat. Sanak famili yang datang tertunduk haru bahkan ada yang tak tertahankan tangisnya.
Setelah jenazah diletakkan di dalam lubang dan tali pengikat kafan dilepaskan para penggali kubur menutupinya dengan tanah dan di atasnya ditanamkan batu nisan. Itulah akhir episode kehidupan seorang anak manusia yang telah habis masa hidupnya di dunia dan mulai memasuki kehidupannya yang baru di alam kubur.
Terbayang olehku gelapnya alam kubur, Ya Allah sanggupkah tubuh yang penuh dengan debu dosa dan maksiat ini menghadapi kepengapan, kesempitan dan kesunyiannya? Belum lagi mahluk-mahluk kecil yang siap menjelajahi tubuh ini hingga perlahan-lahan menghancurkannya dan menyisakan tulang belulang.
Tak ada lagi gemerlap kehidupan dunia, mobil mewah yang kita miliki tidak ikut masuk ke dalam lubang ukuran 2 x 1 m di kedalaman 2 m, deposito dollar, saham perusahaan, tanah 1000 hektar, istri yang cantik, jabatan semuanya kita tinggalkan.
Ya Allah jadikanlah kubur sebagai pengingat diri dari berbuat zhalim dan melanggar perintah-Mu.
Kubur adalah rumah masa depan kita, rumah yang seharusnya kita persiapkan jauh-jauh hari. Kalau untuk rumah di dunia saja kita sibuk ambil kredit, mati-matian menabung bahkan tidak jarang ada yang bela-belain korupsi hanya untuk mendapatkan rumah. Lantas kenapa untuk peristirahatan yang abadi kita malah lalai bahkan lupa?
Ya Allah, jadikanlah sisa umur ini menjadi usia yang penuh manfaat dan keberkahan sehingga menjadi penolongku nanti.
Ingatkah waktu hendak membangun rumah kita sibuk merancang arsitektur, pondasi, bangunan fisik dan interiornya? Begitu cermatnya kita hingga tidak segan mengeluarkan biaya besar untuk mewujudkannya. Lalu bagaimana dengan rumah masa depan kita? Sudahkah kita merancang arsitektur ibadah kepada Allah, lalu kita gali diri ini dengan ilmu untuk memperkokoh pondasi keimanan dan ketakwaan, kemudian kita bangun tiang-tiangnya dengan shalat khusyu' nan ikhlas disertai dinding amal sholeh serta kebaikan, dan tak lupa menutup atap rumah kita dengan infak di jalan Allah.
Ya Allah, seandainya kau cabut nyawaku saat ini juga jadikanlah sebagai akhir yang baik dan mudahkanlah.
MZ Omar
omar@***.co.id
Sebuah tulisan yang saya tujukan untuk saya sendiri. Untuk mencambuki diri yang terkadang malas mempersiapkan rancangan yang kokoh untuk bekal membangun rumah masa depan.
terhenyak....lalu terdiam membaca note ini. pengingat untuk kk juga din....
ReplyDeletesaya kadang merenung di tengah malam, kadang menjelang pukul 00.00 WIB. Pernahkah terlintas di benak kawan kawan semua bagaimana rasanya jika sekarang sudah kakek kakek atau nenek nenek?
ReplyDeleteKita semua akan menjadi tua, dan sooner or later kita semua akan menghadap Allah SWT. Saya kadang merenung hal ini setiap malam, memikirkan diri sendiri bagaimana, apa dan siapa diri ini?.
Hidup kita memang hanya 1 (satu) periode saja , dan tidak akan direinkarnasi atau resuraksi (kebangkitan). Hidup cuma sekali, dan setelah kita semua tiada, anak anak kita yang akan meneruskan tongkat estafet di dunia, dan begitu seterusnya.
Saya menasehati diri saya sendiri, dan ternyata kesempatan untuk berbuat baik, beramal soleh, sodakoh sebanyak banyaknya, berbuat baik untuk sesama, berbakti kepada orang tua, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT ternyata MASIH TERBUKA.
Saya tidak akan melewatinya. Saya senang dengan artikel ini, dan ini sudah lama saya tunggu tunggu akhirnya datang juga di blog Miss Syahdini ini. Great posting
Asep Haryono
simplyasep.blogspot.com
www.asepharyono.com
@Kak Retno, iya kak, org2 yg kita ni memang harus sering2 diingatkan :(
ReplyDelete@Kang Asep, muhasabah diri setiap malam yah kang, subhanallaah.. Selagi masih ada usia, sekaranglah saatnya dimanfaatkan untuk berbuat baik *termasuk ngeblog yeh kang hehe
thank you very much kang :)
Pencerahan.. Kadang-kadang keasyikan menikmati indahnya dunia hingga lupa akhirat.. apalgi seusia saya sekarang yang mudah terlena dengan kesenangan dunia :((
ReplyDeleteSama el, usia saya juga T__T
ReplyDeletebeberapa pekan terakhir spt selalu diingatkan dengan jalan kembali termasuk kematian, jalan pulang yang sepi...
ReplyDeletemudah-mudahan semakin sering ingat, semakin siap ya kita kak...
ReplyDelete