VIP, till the end...

Tulisan ini saya buat sembari mendengar dan menyenandungkan lagunya David Corey, Best Friend in the World. 

"Everybody needs a best friend in this world 

We all need one good thing in this cruel cruel world 

That we can count on all of our lives..."

Tentang sahabat, sudah beberapa kali saya paparkan di blog ini. Sebuah surat, dan sebuah pengakuan bahwa sahabat sama berharganya seperti keluarga. 

Sahabat itu...

Selalu ada ketika suka dan duka.

Sahabat menafsiran apa yang disebut orang lain sebagai pengorbanan, bukanlah pengorbanan, namun bagian dari konsekuensi persahabatan. Berbagi hampir semua yang bisa dibagi, kemudian dengan bahagia berkata: "That's what friends are for.."

Belakangan ini, saya belajar dari persahabatan adik-adik saya: Vini Septika Mega Sari, Isma Resti Pratiwi, dan Firda Niswatul Ulya Putri. Mereka dengan bangga membuat singkatan untuk persahabatan mereka yang indah dengan: VIP: Vini, Isma, dan Pida. Persahabatan yang terjalin dari bangku sekolah dasar, sampai dengan sekarang ketiganya sudah besar, sudah kuliah. Bertahun lamanya. Saya sendiri, jujur saja, belum pernah bersahabat selama itu, dari masa SD sampai kuliah. Makanya saya cemburu melihat persahabatan VIP yang bener-bener VIP deh mereka ini. 

VIP, till the end.

Interaksi saya dengan mereka secara langsung, bisa dibilang lumayan jarang terjadi. Kecuali dengan Vini, yang menjadi salah seorang siswi saya di MAN 2 Pontianak. Paling tidak, seminggu sekali saya masuk kelasnya Vini, kelas XII IPA, untuk kasi materi Conversation. Yes, I was a Conversation Instructor in MAN 2. Itu pun, waktu itu saya tidak tau bahwasanya Vini adalah bagian dari VIP. So, I treated her as the other students. Bukan sebagai Vini yang sahabatnya Isma dan Pida. Ah, aneh deh ih me'nick-name'kan Firdanis dengan Pida :p

Firda, atau Pida, atau lebih sering saya panggil Anis, saya kenal sejak dia masih belum berseragam SD. Sejak dia masih balita deh kayaknya. How come? Sepupunya Anis sempat jadi tetangga saya, dan Anis dulu lumayan sering juga maen ke Gang Tebu Baru. Maka, kenal lah saya sama Anis sejak itu. Anis was Maissy Prameswari edisi Pontianak loh hihihi. Mirip kaaan dianya sama Maissy :D

Sedangkan Isma, saya kenal dari novel pertamanya: Gak Tau Neeh! Waktu itu Isma masih 14 tahun, masih duduk di bangku MTsN 1 Pontianak. Yup, she's the youngest novelist in West Kalimantan. Saya juga seriiiing sekali mendengar tentang Isma ini dari adik saya yang ganteng. Adik saya naksir Isma? Ooooh, tidaaak. Tidak tau maksudnya wkwkwk. Tidak, tenang saja :D Adik saya sering bercerita tentang Isma karena dia juga sekolah di MTsN 1, sempat sekelas, sering menjahili Isma, dan kagum dengan kecerdasan Isma. Demikian.

Pertama kalinya saya tau bahwa mereka bersahabat itu dari twitter. Waktu itu masih belum 'ngambek' dong ya main twitter hihihi. Cukup sering saya baca Anis dan Isma warawiri main mention2an di twitter, kemudian bawa-bawa nama Vini juga suatu hari. Dari isi twitnya, saya simpulkan bahwa 3 orang ini sudah amat sangat dekat. Sampai dengan hari ini masih begitu dekat. Kedekatan emosional yang dimiliki oleh kumpulan sahabat sejati. Saling cinta karena Allah ta'ala. 

“Allah berfirman : “Orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu, bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat cemburu para Nabi dan Syuhada” 

(Muslim (XVI/123, an-Nawawi), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.)

Nabi aja bisa cemburu, apalagi cuma sayaa *berkacakaca*. Maka sore itu saya pun nyempil di antara kebersamaan mereka bertiga hehehe.

Vini Isma Dini Pida, VIDP hehe

Lantas, bagaimana melanggengkan persahabatan sebagaimana kelanggengan mereka sampai sekarang? Dari hasil pengamatan saya, mereka sungguh-sungguh menjalankan hak dan kewajiban mereka sebagai sahabat. Mereka itu...

• Tak ragu-ragu untuk menyatakan rasa cinta di hati mereka. Anis ke Isma: I love you Isma. Isma ke Anis: I love you Anis. Vini ke Isma: I love you Isma. Dan seterusnya.
• Saling menasehati ketika salah satu dari mereka terjatuh. Memberi nasehat atas dasar cinta, bukan karena iri atau faktor lainnya.
• Saling memberi hadiah.
• Rutin berkomunikasi, makan bareng, saling silaturahim, jalan bersama.
• Dan tentu saja saling mendoakan

Serta banyak hal lain yang luput dari pengamatan saya. Intinya, mereka saling menunaikan hak dan kewajiban dalam berukhuwah. Berkumpul karena Allah, berpisah pun karena Allah. Subhanallaah. Bahagianya dapet, pahalanya dapet. Melalui tulisan ini, saya doakan semoga persahabatan VIP senantiasa terjalin karena Allah, awet selama-lamanya, dunia akhirat. Aamiin ya rabb.

Persahabatan edisi saya, Insya Allah saya bagikan lain waktu :D