coba template

Words and Sentences are Inspiration and Motivation

Thursday, January 27, 2011

Our Wedding Page

Memiliki wedding page adalah salah satu citacita saya sejak punya keinginan menikah. Oh, sebetulnya banyak betul citacita saya yang berhubungan dengan menikah. Misalnya: menikah di usia 23, having a pink wedding, punya wedding blog, walimah dihijab, dsb. Boleh kan berkeinginan?

Alhamdulillah, sebagian citacita saya tentang menikah, sebentar lagi akan tercapai :D
1. Menikah di usia 23. Yes, I am now in my 23.
2. Having a pink wedding. Yeah, let's see on my D day what my wedding will be.
3. Punya wedding blog. I have had one: Dinie & Aci Wedding Page.
4. Walimah dihijab. Meskipun nanti tak total hijab sebagaimana walimah salah satu murobbi saya, lumayan lah bisa menyediakan area khusus ikhwan akhwat di hari walimah saya nanti, Insya Allah.

Citacita saya untuk memiliki wedding page didasari oleh kesenangan saya dengan dunia maya, selain juga karena saya cukup suka blogging. Yah, walaupun tidak sering, tapi jumlah postingan saya di blog ini, sampai dengan postingan yang satu ini berjumlah: 445. Memiliki wedding page saya anggap sebagai salah satu cara untuk berbagi informasi tentang kami berdua, tentang siapa saya *untuk yang belum tau saya, tentu saja* dan siapa calon suami saya *untuk yang belum tau suami saya, tentu saja*, berbagi kebahagiaan, berbagi doa dan harapan.

Doa yang berbunyi: بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ. ("Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengum-pulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan.” ) dari temanteman kami simpan dulu sampai hari Akad Nikah, 5 Februari 2011 nanti. Semoga Allah ijabah doa tersebut saat tiba waktunya :) Sebagaimana seorang saudara menasehati kami, masamasa sekarang adalah masa penantian yang harus dijaga kesuciannya.

Oh iya, wedding page kami tetap bisa temanteman akses loh. Silahkan berkunjung :D
Read More

Wednesday, January 26, 2011

Gaji Abu Bakar dan Gaji SBY

Tulisan ini saya rilis dalam rangka memperingati rencana kenaikan gaji untuk Presiden yang saat ini sudah mendekati angka Rp. 62 juta/bulan. Waktu dengar berita di TV, biaya operasionalnya nyampe milyaran yah? Wallahualam. Yang pasti, gaji Rp. 62 juta/bulan mungkin belum dianggap layak bagi sebagian kalangan. Mengurusi negara yang rakyatnya banyak maunya, meskipun pejabatnya pun sama banyak maunya juga ya. Para pejabat itu bilang, mereka mau rakyat sejahtera, tapi saat itu juga ada pejabat tak bertanggungjawab yang menyunat uang rakyat demi kantong pribadi, memenuhi hasrat duniawi anak istri. Berat ah ngomongin pejabat. Saya belum cukup berkapasitas. Nanti deh, 2014 kalo ada yang milih, saya mau berjuang jadi anggota legislatif, wanita pertama mewakili daerah saya hehehe.


Baiklah. Saya merasa saat ini adalah momen yang cukup tepat untuk mempublish tulisan ini. Saya dapat dari milis kalo ga salah. Tapinya lupa apa alamatnya. Tanpa bermaksud plagiat, hanya berniat sharing, Insya Allah. Silahkan dinikmati cerita tentang Khalifah Abu Bakar berikut:


Ketika diangkat sebagai khalifah, tepat sehari sesudahnya Abu Bakar r.a. terlihat berangkat ke pasar dengan barang dagangannya. Umar kebetulan bertemu dengannya di jalan dan mengingatkan bahwa di tangan Abu Bakar sekarang terpikul beban kenegaraan yang berat. “Mengapa kau masih saja pergi ke pasar untuk mengelola bisnis? Sedangkan negara mempunyai begitu banyak permasalahan yang harus dipecahkan…” sentil Umar.

Mendengar itu, Abu Bakar tersenyum. “Untuk mempertahankan hidup keluarga,” ujarnya singkat. “maka aku harus bekerja.”


Kejadian itu membuat Umar berpikir keras. Maka ia pun, bersama sahabat yang lain berkonsultasi dan menghitung pengeluaran rumah tangga khalifah sehari-hari. Tak lama, mereka menetapkan gaji tahunan 2,500 dirham untuk Abu Bakar, dan kemudian secara bertahap, belakangan ditingkatkan menjadi 500 dirham sebulan. Jika dikonversikan pada rupiah, maka gaji Khalifah Abu Bakar hanya sebebsar Rp. 72 juta dalam setahun, atau sekitar Rp 6 juta dalam sebulan. Sekadar informasi, nilai dirham tidak pernah berubah.

Meskipun gaji khalifah sebesar itu, Abu Bakar tidak pernah mengambil seluruhnya gajinya.


Pada suatu hari istrinya berkata kepada Abu bakar, “Aku ingin membeli sedikit manisan.”

Abu Bakar menyahut, “Aku tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya.”

Istrinya berkata, “Jika engkau ijinkan, aku akan mencoba untuk menghemat uang belanja kita sehari-hari, sehingga aku dapat membeli manisan itu.”

Abu Bakar menyetujuinya.


Maka mulai saat itu istri Abu Bakar menabung sedikit demi sedikit, menyisihkan uang belanja mereka setiap hari. Beberapa hari kemudian uang itu pun terkumpul untuk membeli makanan yang diinginkan oleh istrinya. Setelah uang itu terkumpul, istrinya menyerahkan uang itu kepada suaminya untuk dibelikan bahan makanan tersebut.


Namun Abu Bakar berkata, “Nampaknya dari pengalaman ini, ternyata uang tunjangan yang kita peroleh dari Baitul Mal itu melebihi keperluan kita.” Lalu Abu bakar mengembalikan lagi uang yang sudah dikumpulkan oleh istrinya itu ke Baitul Mal. Dan sejak hari itu, uang tunjangan beliau telah dikurangi sejumlah uang yang dapat dihemat oleh istrinya.


Pada saat wafatnya, Abu Bakar hanya mempunyai sebuah sprei tua dan seekor unta, yang merupakan harta negara. Ini pun dikembalikannya kepada penggantinya, Umar bin Khattab. Umar pernah mengatakan, “Aku selalu saja tidak pernah bisa mengalahkan Abu Bakar dalam beramal shaleh.” (sa/berbagaisumber)

Read More

Wednesday, January 19, 2011

Getting closer to my wedding

Ya, semakin dekat dengan hari pernikahan saya, tapi belum ada berdebar sama sekali hehe. Kalo kata guru saya di MAN 2, berdebarnya itu nanti pas hari H, malam sebelum akad nikah dan pagi jelang akad nikah. Oh yeaaah. Can't wait the moment.

Alhamdulillah, persiapan pernikahan saya sudah hampir 100%. Besok, 20 Januari 2011 Insya Allah saya akan launching wedding page saya. Bukan website. Wedding blog sebetulnya. Tapi saya merasa lebih enak menyebutnya Wedding Page saja hehe.

Nah, jika Wedding Page nya sudah officially released, barulah saya pertimbangkan untuk mulai sebar undangan, baik e-invitation mau card invitation. Oh, undangan sungguh bikin pusing. -_-'

Jelang pernikahan, saya teringat salah seorang senior saya yang usia pernikahannya hari ini tepat satu setengah tahun: Diar Adhihafsari. Congratulation! Nah, beberapa tahun lalu sebelum pernikahannya, Kak Diar juga sempat mengabadikan beberapa momen. Salah satunya adalah persiapan mental, khususnya untuk pengantin perempuan. Saya copy tanpa izin nih ceritanya hehe. Tapi saya yakin, Kak Diar bolehin tips ini untuk dibagi hehe. Langsung check this out deh ya.

Mungkin frasa terapi spiritual agak terdengar mistis. Dalam Islam dikenal dengan sebutan ruqyah. Agar hati dan pikiran calon pengantin tenang selama masa persiapan menikah, sebagian referensi menyarankan agar calon pasangan melakukan ruqyah mandiri (selain ibadah wajib yang setiap hari dilaksanakan) dengan membaca beberapa ayat dari surat-surat dalamAl-Quran berikut ini:

* al-Fatihah

* al-Baqarah: 1-5, 254-257, 284-286

* Ali-Imran: 1-9, 18-19

* an-Nisa: 115-121

* al-A’raf: 54-55

* al-Mukminun: 115-118

* Yasin: 1-12

* as-Shaffat: 1-10

* Ghafir: 1-3

Saya sendiri pernah melakukannya menjelang menikah, meski tidak setiap hari. Para orang tua juga biasanya menyarankan calon pengantin yang beragama Islam untuk memperbanyak zikir. Setelah berbagai persiapan yang Anda dan keluarga rencanakan untuk pernikahan Anda, memang hanyalah Sang Pemilik Cinta yang mengatur cerita akhirnya. Semoga Dia memberkahi cinta Anda dan calon pasangan :)

Read More

Thursday, January 13, 2011

Kenapa 'Jangan Marah'?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya salah seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

أوصنى قال : لا تغضب فردد مراراً قال لا تغضب .رواه البخارى

" Berilah wasiat kepadaku" Nabi bersabda:'Jangan marah.' Maka beliau mengulang berkali-kali: 'Jangan marah.'"(HR. al-Bukhari rahimahullah)

Terbukti secara ilmiah bahwa kemarahan sebagai salah satu bentuk emosi kejiwaan, memiliki pengaruh yang besar pada jantung orang yang marah. Dan reaksi dari kemarahan itu membuat jumlah detak jantung meningkat berkali lipat dalam satu menit. Maka dengan hal itu meningkatlah jumlah darah yang dipompa oleh jantung atau yang keluar dari jantung menuju pembuluh-pembuluh darah. Dengan demikian semakin terbebani karena dia dipaksa untuk meningkatkan pekerjaannya melebihi batasan yang telah menjadi kebiasaannya, atau pada kondisi kondisi tertentu. Hanya saja pembebanan terhadap kerja jantung yang disebabkan karena lari tidak akan berlangsung lama, karena seseorang bisa menghentikan larinya kalau dia mau, adapun pembebanan jantung yang disebabkan karena marah, maka seseorang tidak mampu mengontrol dirinya apabila sedang marah, lebih-lebih kalau dia sudah terbiasa marah dan sifat tersebut sudah bercokol kokoh dalam dirinya.

Dan telah terbukti bahwa orang-orang yang terbiasa marah, dia akan terkena tekanan darah tinggi dan neraca darah yang dibutuhkan naik melebihi kebutuhan normal, yang mana jantungnya dipaksa untuk memompa darah yang lebih banyak melebihi kebutuhan, sebagaimana urat nadi yang sangat halus akan mengeras dinding-dindingnya, dan hilang fleksibilitasnya dan kemampuannya untuk melebar supaya mampu untuk memudahkan mengalirnya darah dalam jumlah besar tersebut yang keluar dari jantungnya orang yang emosi.

Oleh karena itu, ketika seseorang marah tekanan darahnya akan naik, ini berbeda dengan dampak psikologi dan sosial yang ditimbulkan karena kemarahan dalam hubungan antar manusia dan yang terpisah dari ikatan-ikatan antar manusia. Dan yang penting untuk diebutkan di sini adalah bahwa para ilmuwan dahulu meyakini bahwa kemarahan yang jelas/terang-terangan tidak berbahaya, dan hanya kemarahan yang terpendam saja yang berpotrnsi menimbulkan banyak penyakit. Akan tetapi penelitaian Amerika baru-baru ini menyuguhkan penafsiran baru tentang dampak kedua jenis kemarahan ini, yang kesimpulannya bahwa terpendam atau tidak sebuah kemarahan tetap akan mendatangkan bahay bagi kesehatan, walaupun berbeda tibgkatannya. Adapaun dalam keadaan marah yang terpendam apabila dilakukan berulang-ulang maka kemungkinan akan menimbulkan tekanan darah tinggi, dan terkadang bisa menyebabkan kanker. Adapun kemarahan yang terang-terangan dan diulang-ulang, maka hal itu mungkin akan membahayakan pembuluh-pembuluh darah jantung, dan penyakit-penyakit lain yang berkaitan dengan jantung. Wallahu Ta'ala A'lam.

copy dari: AlSofwah

Read More

Wednesday, January 12, 2011

Undangan pernikahan saya

Wah, sepertinya antusias betul ya begitu baca judul postingan saya kali ini hehe. Well, it's not yet the time to do press release of my wedding officially. Saya hanya pengen berbagi kisah, betapa ribetnya walimah masa kini.


Sebetulnya, ini adalah postingan di blog saya di era 2009, tepatnya tulisan yang saya publish pada 7 Desember 2009. Jika berkenan, silahkan membaca :)


Nah, yang saya kasih bold dan underline adalah undangan. Akan saya paparkan di bagian ini saja, yang memang belakangan sedang membuat saya cukup pusing.


Sungguh luar biasa pusing saat harus berbagi jatah undangan dengan orang tua *yang terdiri dari Bapak dan Ibu*, dan Bapak serta Ibu saya adalah 2 macam orang tua yang temennya buanyak. Yang kalo anaknya nikah trus ga diundang, maka orang akan memberi teguran: "Teganya ga ngundang2".


Maka, dibuatlah list orang-orang yang akan diundang. Bapak saya sekian ratus, Ibu saya sekian ratus, saya sekian ratus, dia sekian ratus, keluarga kami sekian ratus. Oh yeah.


Ya, begitulah temanteman. Semoga temanteman yang bersedia membaca tulisan ini paham maksud dan tujuan saya merilis tulisan ini.


Masa belum paham? Oh baiklah. Saya merilis tulisan ini supaya teman-teman bersedia diundangan via facebook hehehe. Bagi saya, di era digital ini, undangan via facebook untuk beberapa teman dekat di dunia maya *apalagi yang bersedia baca tulisan saya sampai selesai* sama sekali tidak mengurangi makna pertemanan kita, tak kalah terhormatnya dengan yang diundang dengan kartu undangan *yang bagi beberapa orang, kartu undangan itu toh akhirnya berakhir di keranjang sampah, kecuali kalo hobi koleksi kartu undangan atau kalau design undangan saya cukup oke untuk disimpan hehe*.


Gitu deh temeeeen. Makasih thanks a bunch syukron jazakumullah ya sudah bersedia membaca dan memahami maksud saya :D

Read More

Tuesday, January 4, 2011

Masa Lalu

Terlalu klasik jika saya harus menuliskan: "Semua orang punya masa lalu". Karena kalimat itu adalah kalimat truistic. Siapa di dunia ini yang tak punya masa lalu? Entah masa lalu berwarna cerah ceria, atau masa lalu suram legam sekelam hitam.

Pun terlalu berteletele jika saya pun harus menjabarkan panjang lebar, bahwa dari masa lalu-lah maka kita bisa belajar sejarah, bisa belajar Simple Past Tense, atau Bung Karno bisa dengan lantang berkata JAS MERAH. Jangan pernah melupakan sejarah. Ya, sejarah adalah bagian dari masa lalu kan?

Maka, jika ada bagian dari kisah masa lalu kita yang meresap hingga ke urat nadi, menembus jantung hati, bahkan hingga ke pori-pori, ingatlah pelajarannya saja. Ambil hikmahnya dengan bijaksana. Tapi jika masa lalu itu membuat kita sampai menutup akses silaturrahim untuk orang atau orang-orang yang pernah terlibat dalam masa lalu kita, apalagi sampai membenci, maka marilah kita istighfar. Bukannya masa lalu tak bisa dihapuskan dari catatan sejarah? Masa lalu adalah fakta, sekaligus realita. Sekali lagi, marilah istighfar. Bukankah Allah menyukai hambaNya yang bertaubat?
Read More

Sunday, January 2, 2011

A Day to remember

Bukan meniru judul film 'A Walk To Remember' loh ya. Meskipun sekarang sepertinya tiru-tiruan masih menjamur *such as boyband SM*SH yang ternyata salah satu personilnya berasal dari Kalbar - entah harus bangga atau merasa apa ehehe*, tapi tiru-tiruan ini tak berlaku pada judul postingan saya kali ini. A Day to remember benar-benar berasal dari apa yang saat ini terlintas dalam benak saya.

"Satu-satunya hal yang membuat saya sedih adalah bahwa waktu saya bersama sahabat-sahabat saya di Kota Pontianak tercinta hanya tinggal hitungan hari dan bulan saja."

Yah, itulah asal mula judul postingan ini. Petang tadi saya teringat lagi bahwa waktu saya di kota ini benar-benar sudah tak lama lagi. Akan ada beragam hal dan kebiasaan yang harus saya tinggalkan sebelum saya melepas status lajang saya, yang juga berarti sebelum saya pergi tinggalkan kota ini.

Akan saya rindukan masa ketika saya bertandang ke rumah sahabat terbaik saya, Linda Budiarsih.

Akan saya rindukan masa ketika saya menghabiskan hari bersama sahabat-sahabat saya, meskipun masa menghabiskan hari itu amat sangat jarang terjadi.

Akan saya rindukan masa ketika saya dengan riang gembira berbicara di microphone studio Volare, sembari memutar lagu Michael Buble.

Akan saya rindukan masa ketika saya masuk kelas dan mengucapkan salam kepada para siswa dan mahasiswa saya. Mengajar barangkali masih bisa, tapi pasti akan jauh berbeda.

Akan saya rindukan masa ketika saya memberi tanda * pada KHK para mahasiswa istimewa yang membuat prestasi disiplin maupun akademis pada hari perkuliahan.

Akan saya rindukan masa ketika saya bisa dengan leluasa mengarahkan stang motor hitam saya kemana saja saya ingin pergi. Sendiri, atau dengan sahabat saya.

Akan saya rindukan masa ketika saya lapar, kemudian saya tinggal makan. Oh, so silly untuk poin ini sebetulnya.

Akan saya rindukan masa ketika saya menandatangani daftar gaji, merasakan rezeki titipan Allah atas hasil keringat sendiri, meskipun jumlahnya barangkali tidaklah seberapa.

Akan saya rindukan masa ketika saya nongkrong di warung kopi Jl. Pattimura, menikmati bubur terenak di dunia sambil twitteran dan plurking.

Begitu banyak hal yang akan saya rindukan. Tak lama lagi, kawan. Benar-benar tinggal sebentar lagi. Tapi beginilah hidup.

There will be a day when we have to say goodbye to things we love to do, place we love to live, and people we love to be with.


Ya, akan ada hari saat kita harus ucapkan selamat tinggal pada hal-hal yang senang kita lakukan. Saya suka siaran, dan tak mungkin saya akan siaran selamanya. Saya suka menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabat saya, dan tak mungkin akan saya habiskan waktu saya bersama mereka terus menerus. Saya suka makan bubur kaisar, dan tak mungkin secara berkala saya bisa menikmatinya. Saya suka mendiami kamar ini, berjamjam lamanya, berharihari, bahkan bertahuntahun, dan tak mungkin suami saya nanti akan saya ajak tinggal di kamar ini.

Kita tetap membutuhkan sebuah jeda untuk merindukan semua hal yang kita lakukan. Karena ketika hal-hal tersebut mungkin belum membuat kita bosan, atau bahkan tak kan pernah bosan sama sekali, barangkali kita sudah terlalu asik berada di dalamnya. Zona nyaman. Sesekali kita perlu keluar dari sana. Merasakan zona lainnya yang barangkali jauh lebih nyaman, yang sudah dipersiapkan dengan sedemikian rupa baiknya oleh Dia Yang Maha Baik.
Read More

© coba template, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena