Klinik Mata dan Gigi |
Sudah sekitar 10 tahun saya berkacamata. Woww, lumayan lama juga yaa. Pertama kali tau mata saya minus itu ketika saya duduk di kelas 1 SMU. Bangku saya waktu itu nomor 3 dari depan. Tulisan di papan tulis tak nampak, saya pun pindah ke bangku depan. Masih tak kelihatan juga. Oh nooo.
Akhirnya saya pun pergi ke Optik untuk periksa mata sekaligus beli kacamata. Hasilnya, mata saya minus 100. Sejak hari itulah, tahun 2002 tanggalnya saya tak ingat, saya mulai menjadi perempuan berkacamata.
Sampai dengan hari ini, saya baru 4 kali ganti kacamata. Yang pertama karena minusnya nambah, kemudian yang kedua gara-gara kacamata saya patah ketika main voli di MAN 2. "Udah tau pakai kacamate, begaye nak maen voli din din", ujar Pak Dulhadi waktu itu. Biariinnnn :p
Kali ketiga saya mengganti kacamata karena minus mata saya bertambah lagi. Yah wajar sih minusnya terus menerus bertambah. Bukan karena saya malas makan sayur, melainkan karena saya harus membaca sebelum tidur. Membaca sambil tiduran itu kan bikin mata jadi rusak ya. Eaaa udah tau masih dilanggar ._.
Akibat kebiasaan buruk tersebutlah saya merasa perlu untuk periksa mata. Apakah silinder dan minus mata saya bertambah? Atau mungkin berkurang? Mari kita periksa di Klinik Mata dan Gigi Jl. Padi Pontianak.
Letakkan dagu pada tempatnya |
Ada gambar pemandangannya loooh.. |
Hasil dari pemeriksaannya adalah:
Mata kanan: silinder bertambah sedikit, minus tetap.
Mata kiri: Minus bertambah 0,25.
Kesimpulan: boleh tidak ganti kacamata karena nambahnya cuma sedikit.
Biaya periksanya lumayan murah looh. Yaa, paling tidak kalau dibandingkan dengan periksa mata gratis di Optik yang pastinya 'diharuskan' untuk ganti kacamata. Jadi, pertama, saya membayar biaya administrasi sebesar Rp. 3.000. Kemudian, biaya periksa dan cek kacamata Rp. 13.000. Biaya parkir *dimasukkan juga :p*, Rp. 1.000. Total semuanya: Rp. 17.000.
Ketika bayar di loket kasir, saya seperti mengenali wajah ibu petugas kasirnya. Mirip sama mamanya teman SD saya. Demi memastikan saya memang tidak perlu ganti kacamata, ternyataaa pemirsah, ibu tersebut bukan mamanya, melainkan bibinya teman saya, dan juga bibi dari kak Citra yang kemarin satu taxi sama saya.
Ohhh... Betapa kecilnya 'dunia'...