coba template

Words and Sentences are Inspiration and Motivation

Thursday, February 24, 2011

Walimah kami dan antrian panjang


Setelah kemarin saya posting tentang sepenggal kisah akad nikah, giliran kali ini saya berbagi cerita tentang walimah kami yang dihelat di Rumah Melayu Kalimantan Barat. Menuju walimah, saya sudah bisa berduaan dengan suami saya dooonk hehehe. Eh tapinya, barusan salah seorang teman saya berkata bahwasanya cerita akad nikah yang kemaren itu nyangkut klimaksnya ihihi. Ya abisnya setelah pemasangan mahar ke jari jemari saya, saya emang udah ga inget lagi kejadian-kejadiannya. Saking senengnya :p Hanya teringat kenangan saat kami dikerjain sama fotografer dari Shafa Photografy.

Ceritanya, saat sesi foto-foto pengantin baru di kamar pengantin, diambillah beragam macam pose. 1 pose yang kami dikerjai adalah ketika suami saya harus mencium kening saya. Eh yaelah dicium di depan 3 orang fotografer + 1 camera man itu? Oh apakata Nurdin Halid. Tapi demi mencetak kenangan, baiklah kami lakukan adegan tersebut di hadapan mereka. Dan mamang fotografer utamanya memberikan pengarahan, "Nah, Aci cium kening dini, 2-2nya jangan buka mata ya, 20 detik sampe ada aba-aba dari abang. Ini kameranya ada sistem anti goyang", ah entah apa waktu itu kata si mamang fotografer. Intinya, kami berdua dilarang buka mata, sembari kening saya dikecup. Oh my goodness...

Daaaan, di tengah kebingungan saya dengan mata terpejam, kenapa ni fotografernya ga juga ngasi aba-aba bahwa sudah selesai pemotretan, maka saya pun berinisiatif buka mata. Ternyata oh ternyata, di depan pintu sudah rame para keluarga ngumpul menyaksikan adegan kecup kening tersebut. Emang dasarlah mamang fotografer. Kami pun mikir, kayaknya semua pasangan pengantin baru yang ngobjek foto dengan beliau, dikerjain begitu sama dia supaya ada cerita ihihihi.

Nah, marilah lanjutkan kisah menuju walimah kami. Pagipagi sekitar pukul 08.00, ibu saya udah bergerak kian kemari sibuknya bukan main. Bolak balik dari rumah ke gedung tempat walimah. Ah yeay, andaikan saya bisa ikut serta turun membantu. Jangankan mau ikut ke gedung, mau keluar sarapan bubur dekat rumah pun ndak boleh. Wadoooh. Aturan dari manakah itu ya. Huhuhu padahal pagi itu pengen makan bubur. Tapi ya sudahlah. Makan nasi kebuli saja. Setengah porsi cukup. Setengahnya lagi liat wajah suami pun kenyang wahahaha lebay sekaliii..

Sesudah makan, saya di make over lagi sama Kak Evi. Oh wooow, kayaknya lebih cantik dari yang kemarin :p Proses make overnya di abadikan juga melalui layar kamera dan video. Supaya bisa dikasi liat ke anak cucu juga nanti gimana proses pernikahan orang tuanya ini. Termasuk juga antrian panjang yang terjadi di walimah kami. Tak menyangka juga akan sebegitu panjangnya.

Jadi, kita langsung udah nyampe di gedung nih ceritanya. Pukul 1 kurang 5 menit, kami disambut tarian oleh penari cilik dari Sanggar Andari. Imut-imut deh mereka. Ditaburi bunga rampai, diiringi musik melayu, oh indah sekali. Masuk ke gedung disambut dengan suara bahana penyiar kondang Pontianak: Bapak Mulyanto Maharani, disambung dengan suara miang MC Kondang Pontianak: Ilham Kurniawan. Diiringi dengan nasyid dari Tim Nasyid Al Ikhwan. Oh makin indah aja hehehe.

Pukul 1 tepat sudah ada tamu yang datang. On time sekali mereka. Barangkali sudah mengerti dan paham bahwa sore selepas ashar adalah waktu kritis, dimana akan terjadi antrian panjang. Dari pukul 1 sampai pukul 3 kami sempat duduk, nyaris semua tamu yang datang di antara waktu itu sempat foto-foto dengan kami. Ketika masuk waktu ashar, suami saya segera menyambangi mushala di belakang gedung. Beberapa tamu sempat foto-foto dengan saya, dan salah satunya adalah seorang sahabat saya, teman sebangku semasa saya di MAN 2: Emi.

Subhanallah, saya salut betul dengan dia. Waktu itu ketika salaman, saya sempat agak lupa siapa gerangan wanita berbaju putih ini. Dia berkata: "Hayoo, masih ingat ndaak? Emi!! Kau ndak ade ngundang aku kaan? Aku datang diiin walopun ndak diundang". Oh kontan saja dia saya peluk dekap erat selama mungkin hehe. Saya sangat merasa bersalah karena terlewat mengundang dia, tapi sangat bahagia juga karena dia bersedia datang, bahkan tanpa diundang. Toh tak saya usir. See? Jika merasa sahabat saya, pernah dekat dengan saya, tapi kemudian saya tak undang, kenapa harus malu untuk datang? Inisiatif seperti Emi ini yang sangat saya sukai. Sangat luar biasa, sungguh keren!!

Setelah Emi, beberapa teman dateng. Suami saya sudah selesai shalat. Tamu senantiasa membanjiri Rumah Melayu Kalbar. Alhamdulillah, konsep semi hijab untuk memisahkan yang akhwat dan ikhwat serta tamu yang sudah menikah terlaksana dengan sukses. Yah, meskipun barangkali ada 1-2 orang yang nyelip-nyelip, atau protes dalam hati karena belum terbiasa. Kami membuat konsep tersebut untuk memfasilitasi mereka yang tak ingin berikhtilat, sekaligus memperkenalkan salah 1 ajaran Islam juga, gitu :D

Masuk pukul 4 sore, kami melihat antrian panjang yang panjaaaaang bener dah. Seperti orang antri mau salaman sama artis *loh? kan emang artis ya ini yang lagi walimahan hehehe*. Panitia di luar sudah pasti sibuk luar biasa. Fotografer juga mulai ngosngosan mengatur barisan orang yang terus mengalir, sebagian kami ajak berfoto, sebagian langsung lewat. Entah siapa yang datang, kami tak terlalu ingat lagi. Belakangan, setelah melihat hasil foto, barulah ngeh kalo si ini dateng, si itu dateng huehehe.

Well. Beberapa orang mungkin bertanyatanya, bagaimana bisa walimahan kami jadi sedemikian membludaknya, sampai-sampai porsi makanan habis, tak memenuhi kuota undangan yang hadir hingga lewat dari pukul 5 sore, sesuai jam selesai di undangan yang kami sebarkan. Kami merayakan pernikahan pada posisi Bapak saya sedang menjadi salah satu KaBid di Dinas Pendidikan Kota Pontianak, ketika Ibu saya baru diangkat menjadi Pengawas setelah 8 tahun menjadi Kepala Sekolah *yang otomatis, banyak teman guru nyaris se Kota Pontianak*, dalam posisi suami saya yang juga punya banyak teman di Pontianak walaupun beliau aslinya dari Sanggau dan tinggal di Sekadau, ditambah lagi dalam posisi saya yang masih hangat menjadi guru di MAN 2 mengajar semua kelas, juga sebagai dosen di Poltekkes Jurusan Gizi Pontianak. Begitulah. Mau ga diundang, gimana ya. Tapi mau diundang semua, ya ampuun itu juga tak diundang semua udah sebegitunya -_-.

Undangan yang kami sebarkan ada sekitar 1500-an. Ditambah undangan via fb, total 2000an. Ketika para siswa dan mahasiswa saya bertanya, adakah boleh mereka hadir ke walimahan kami, bagaimana mungkin saya sebagai guru dan dosen mereka berkata: TIDAK BOLEH? Betapa bahagianya saya mendengar mereka mau hadir. Hanya saja, saya benarbenar tak menyangka, bahwa nyaris seluruh siswa saya di MAN 2 dan mahasiswa saya di Poltekkes Jurusan Gizi dateng. Seneng, iya, sangat senang. Semakin banyak tamu yang datang, semakin banyak doa yang dihadirkan untuk kami. Maka, kami tak menyalahkan siapapun untuk insiden antri kemarin, kecuali menyalahkan keteledoran kami dalam berspekulasi. Semoga dimaafkan ya :)

Semoga bisa jadi pelajaran untuk temanteman yang akan melangsungkan walimah, maupun yang akan menjadi panitia walimah. Sementara, segini dulu ya cerita tentang walimahnya. Di edisi berikutnya, Insya Allah saya ingin berbagi tentang pekan pertama berumah tangga dan proses pindah dari Kota Pontianak ke Sekadau yang penuh dengan rasa rindu menggebu :D
Read More

Wednesday, February 23, 2011

Sebagian kisah akad nikah

Alhamdulillah, sudah 2 pekan lebih kami menjalani rumah tangga. So far, life is so well because he knows me so well hehehe. Di postingan kali ini, saya ingin cerita tentang jalannya akad nikah dan walimah kami. Tanpa foto dulu ya. File fotonya masih di laptop saya, sedangkan sekarang saya ngetiknya di pc warnet beliau tersebut di atas.

5 Februari 2011, subuh hari. Cuaca cerah, alhamdulillah. Saya belum berdebar sama sekali. Kata guru saya, di hari H adalah hari yang amat sangat mendebarkan. Tapi serius, saya benarbenar belum berdebar. Excited, tentu saja. Hari ini saya akan menikah, resmi menjadi istri seorang lelaki yang tampan sedunia *udah jadi suami, ya iya jadi paling lawar alias paling gantengggg sedunia*. Sampailah waktunya saya didandan. Ga sempat makan, karena nyaris semua orang sibuk dengan berbagai macam hal yang entahlah apa di luar sana. Saya lupakan rasa lapar, dan mulailah wajah saya di make over.

Setelah di make over, saya melihat cermin, dan oooh woooow, ada Krisdayanti di Gang Tebu Baru No. 5 huehehehe amit-amit dah. I'm different! Bawaan saya ga pernah dan ga suka dandan, sehingga wajah pun berubah total. Sahabat gaby yang dateng lebih awal dan langsung masuk ke kamar pengantin, semuanya bilang saya cantik. Ah, mereka salah. Yang bener kan saya makin cantik ihihihi. Setelah para gaby, menyusul temanteman liqo dan Murobbi saya. Menyusul lagi adik-adik binaan saya. Oh yeah, semakin excited saja rasanya. Rasa lapar makin hilang. Bisa dibayangkan mungkin ya rasa senangnya. Di detik-detik pelepasan masa lajang, saya dikelilingi para sahabat, lengkap rasanya :)

Dan acara akad nikah pun dimulai. Masih belum juga berdebar. Ah, saya kan pengen liat penari dari Sanggar Andari. Pengen liat calon suami saya disambut ditaburi bunga rampai. Pengen liat prosesi akad nikahnya secara langsung huhuhu. Begitulah risiko menjadi calon pengantin wanita, ga bisa menikmati acara. Akhirnya ketika temanteman saya sudah keluar dari kamar, saya bingung mau ngapain, selepas berdoa dalam hati memohon supaya acaranya lancar, tak ada pilihan lain selain eksis di dunia maya hehehe.

Saat terdengar syahadat diucapkan, barulah saya mulai berdebar. Tapi konon ketika saya tanya pada yang mengucapkan 2 kalimat syahadat, dianya malah ga berdebar. Nanti gantian deh. Kalau saya hamil, dia yang ngidam ya hehe. Nah, alhamdulillah berdebarnya hanya sebentar. Tautau udah sah. Wow, I'm his wife :D

Saya pun keluar dari peraduan menuju lokasi perhelatan akbar akad nikah. Tiada dinyana, ternyata tamunya rame sekaleeee. Makin bahagia jadinya. Makin rame yang menyaksikan secara langsung mahar berupa cincin emas dibayar tunai dipasangkan ke jari saya hehe. Ah, momen-momen itu sungguh-sungguh tak bisa dilukiskan dengan katakata. Kalo dilukiskan pake gambar iya bisa. Nanti deh ya saya upload fotonya disini.

Sementara, segini aja dulu cerita akad nikahnya. Insya Allah besok dilanjutkan dengan cerita tentang walimah dan antrian panjang. Thanks a lot to read :)
Read More

Wednesday, February 2, 2011

February, month of memory.

Bukan hanya karena dalam waktu dekat saya akan menikah maka saya katakan bulan februari adalah bulan penuh memori, melainkan karena sejak 3 tahun lalu, saya mencatat bahwa februari adalah bulan yang keren, sama kerennya dengan Juli :D

Februari 2008, English Pintar 2008 terlaksana, salah satu event besar English Student Association (ESA) FKIP Untan, event dimana saya bertanggung jawab sebagai Project Manager. Alhamdulillah, boleh dibilang sukses lah event ini saat itu :D. Di blog ini, kumpulan tulisan saya terkait English Pintar bisa diakses di sini. Di event ini, perasaan saya berfluktuasi sedemikian hebatnya.

Februari 2009, saya ditraining sebagai guru. Ya, saya menjadi guru PPL di SMP Negeri 9. Banyak dinamika terjadi dalam proses PPL. Dan februari adalah bulan pembukanya.

Februari 2010, saya merasakan indahnya persahabatan bersama Linda Budiarsih, sahabat saya. Mengurus skripsi bersama, mendengar keluh kesahnya, memberikan semangat untuknya *yang sebetulnya sama artinya dengan menyemangati diri saya sendiri*, menemaninya menunggu dosen, ditemaninya menanti dosen, sangat indah.

Nah, Februari 2011 baru saya lewati 2 hari. Menikah belum terjadi. Masih 3 hari lagi. Semakin jaga hati, itu pasti. Semoga Allah lancarkan hingga hari akad nikah dan walimah kami nanti, amiin.
Read More

© coba template, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena